var popunder = true;

Featured Post

Review dan Analisis bisnis peluang usaha Laundry

Salam wirausaha para pembaca, kali ini Tirta akan bagikan informasi wirausaha yang diperoleh dari sumbernya langsung yaitu Dee-Laun...

Monday, January 2, 2017

Pengaruh jumlah peternak dan jumlah populasi ayam terhadap harga jual (wajib dibaca sebelum memulai usaha ternak ayam jawa super)

berjumpa lagi dengan saya tirta pada posting kali ini yang berjudul Pengaruh jumlah peternak dan jumlah populasi ayam terhadap harga jual.

Disini hukum dagang suplly and demand berlaku. dimana jumlah ayam pada suatu waktu yang sama jumlahnya banyak maka akan terjadi penurunan harga. Pertanyaan saya di awal bagaimana harga pasar terbentuk terjawab sudah. inilah jawabannya.
mengapa harga panen joper bisa naik turun dari 25, 26, 27, 28 s.d 35 bahkan sebaliknya. Saya akan sebutkan dahulu faktor-faktor yang mempengaruhinya. faktor utama perubahan harga adalah populasi ayam melimpah atau kurang. faktor ini bisa dipengaruhi oleh:
1. jumlah peternak dan kemampuan finansialnya.
2. tahun jawa dan hari-hari besar
3. cuaca

Sebagai catatan faktor-faktor di atas sebenarnya harus dibicarakan tidak secara terpisah atau harus dibahas secara komprehensif (bersamaan). tapi saya akan mencoba membahas secara terpisah.

Faktor pertama yang akan dibahas adalah jumlah peternak. Jelas dari faktor ini semakin banyak peternak semakin banyak pula ayam yang akan dipanen. Pertanyaannya mengapa harga bisa turun. hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut.

Asumsikan
>> total peternak di suatu daerah hanya ada 5 peternak dengan masing-masing memiliki 2000 ekor total ayam 10.000 ekor, misal semuanya di panen pada bulan tanggal 31 januari.
>> hanya ada 2 bakul/distributor ayam
>>dua buah restoran dengan kemampuan serap ayam jawa super 500 ekor per hari. maka dalam satu bulan harus ada 500ekor x 30 harix 2 restoran makan harus ada .30.000 ekor dalam satu bulan.

dari kondisi tersebut maka pada awal bulan 1 februari jumlah ayam melimpah sjumlah 18.000 dengan kecepatan serap pasar 1.000ekor/hari. Keadaan ini membuat bingung pternak karena bakul pasti ditawari ayam oleh 5 peternak tadi. pertama si A menghubungi bakul, bakul X memberi tawaran harga standar 27.000/kg kemudian ada si B menawarkan juga. logika yang berlaku di pikiran bakul adalah bagaimana dia bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan keuntungan yang besar. maka kepada si B diberikan harga 26.000/kg demikian juga si C bisa ditawarkan menjadi 25.000/kg ke si D bisa saja diturunkan menjadi 24.000/kg dst. dan ternyata yang ok untuk menjual ayamnya adalah si peternak A. peternak BCDE masih harus memelihara ayam.

dengan daya serap pasar yang hanya 500 ekor/hari si bakul tentunya sudah tenang karena dia bisa sekali ambil 1000 ayam bisa untuk 2 hari. peternak BCDE terus menghubungi si bakul X, tetapi bakul x memberikan dengan harga yang rendah.

si peternak A dua hari kemudian menjual kembali ayamnya yang masih tersisa 1000 ekor itu. si B,C, D, E ditawari dengan harga sperti skenario bakul. Pada kali ini si C oke dengan harga 25.000/kg karena sudah tidak kuat memberi pakan ayam-ayamnya budgetnya sudah habis. sedangkan BDE masih kuat dari segi financial. maka di pilihlah oleh bakul si C dengan harga yang lebih rendah semua ayam si C mumpung bisa dibeli dengan harga yang murah. si A gigit jari karena ada peternak yang berani menjual ayamnya lebih rendah. kali ini si A pasti di tawari dengan harga 24.000/kg. pasti tidak mau karena dari harga 27.000 dua hari yang lalu tiba-tiba menjadi 24.000/kg bagaimana dengan BDE?

yah BDE masih bertahan akan tetapi si E sudah mulai stress dengan status finansialnya. si BDE masih ngotot dengan harga 27.000/kg. akant tetapi si E mulai mencari-cari bakul lain ketemulah bakul si Y. kondisi saat itu si Y HARUS memasok 500 ekor  juga kerumah makan sedangkan semua peternaknya tidak memiliki ayam.. Otomatis daripada kehilangan langganan rumah makan maka dia, si Y, mau tidak mau membeli dengah harga 27.000/ekor dan diambillah semua ayam si E yang berjumlah 2000 ekor untuk berjaga-jaga 4 hari ke depan dengan harga 27000/ekor (kini si E dan C sudah tidak punya ayam lagi tinggal A=1000 B=2000 D=2000)

Dengan kata lain jumlah peternak yang memiliki ayam tinggal 3. kembali ke dalam cerita. A masih bertahan karena memiliki suntikan segar dari penjualan 1.000 ayam. bagaimana dengan B dan D. B adalah pengusaha dengan modal kuat jadi kalau harga tidak sampai 31.000 tidak akan dijual. berbeda dengan D yang nafasnya tinggal sedikit.  D menawarkan setiap hari menunggu kabar dari  penjual X tanpa kepastian mulai menurunkan harga jualnya ke angka 26.000/kg akan tetapi si penjual x masih punya ayam yang dibelinya dengan harga 25.000/kg jadi tidak mau membeli ayam tersebut. D semakin stress akhirnya turunkan harga lagi k 25.000/kg akhirnya si X setuju dengan harga tersebut. dijualnya lah semua ayam si D yang berjumlah 2000 ekor tersebut.

kini jumlah peternak semakin sedikit tinggal A dan B. CDE ayamnya sudah Habis terjual. mulai saat ini peperangan psikologi peternak dan bakul mulai terbalik. si A dan B masih tenang-tenang saja memelihara ayamnya, karena dana masih cukup. akan tetapi kondisi  bakul x dan Y mulai kebingungan karena mereka tidak tahu harus mencari ayam ke mana, (CDE sudah tidak punya ayam). mereka akan mencari-cari ayam ke peternak karena mereka dituntut continuitas suplai ke rumah makan 500 ekor per hari. Kondisi bakul stress saat ini. Ini adalah kondisi taruhan kehilangan atau mempertahankan langganan pemasaran ayam.

Seorang bakul pasti takut kehilangan pasaran ayamnya oleh karenanya pada saat ini bakul pasti akan membeli dengan harga yang tinggi ke peternak. Dia mencoba menghubungi A, dan menawarkan dengan harga 28.000/kg. karena A cerdik dia mencari bakul lain dan menawarkan k Y, dia mencoba menawarkan ke Y dengan harga 29.000/kg. kebetulan si Y juga ayamnya sudah habis dan tidak punya stock. Akan tetapi si Y karena berpengalaman dia tidak setuju dengan harga 29.000/kg maunya 28.000/kg. pada saat ini yang menentukan adalah si A dan B. apakah dia mau menjual ayamnya.

kita umpakan si A setuju dengan harga 28.000/kg dan menjual ayam yang tersisa. kini peternak yang memiliki ayam tinggal 1 yaitu si B. dua hari kemudian si X sudah kehabisan ayam sedangkan si Y sudah beberapa hari tidak bisa menyuplai rumah makan. Pada akhirnya bakul akan terus mencari peternak dan bertemulah si X dan Y dengan si B dalam waktu yang berbeda. si x dan y sudah stress karena tidak punya ayam.

karena kekuatan financial dan kecerdikan si B maka B bisa mengadu antara harga si X dan si Y dengan harga setinggi-tingginya. B akan melepas dengan harga 35.000/kg. menurut Anda siapa yang akan membeli dengan harga segitu, si X atau Y? ya itu terserah bakulnya mau beli atau tidak. Satu hal yang pasti bakul X dan Y akan berlomba-lomba mendapatkan ayam tersebut dan pasti dibeli entah si X atau oleh si Y


Kesimpulan dari cerita ini adalah jika Anda ingin benar-benar sukses siapkan finansial 3-4 kali lipat dari total jumlah pakan yang Anda akan pelihara. karena jika tidak Anda tidak akan mampu melihat momen seperti si B dan justru mengalami nasib seperti si C.

posting berikutnya adalah mengenai pengaruh hari besar terhadap harga jual ayam

No comments:

Followers