var popunder = true;

Featured Post

Review dan Analisis bisnis peluang usaha Laundry

Salam wirausaha para pembaca, kali ini Tirta akan bagikan informasi wirausaha yang diperoleh dari sumbernya langsung yaitu Dee-Laun...

Sunday, January 17, 2016

Optimalisasi pakan ayam Jawa Super Pedaging

Optimalisasi pakan ayam jawa super (Joper)
Melanjutkan posting sebelumnya mengenai “Hal-hal yang perlu Anda ketahui dalam beternak ayam Jawa Super (Joper)”, kali ini saya akan membahas tentang optimalisasi pakan. Tujuan dari optimalisasi pakan adalah untuk menekan biaya produksi. Pada posting saya yang berjudul “analisis biaya beternak ayam jawa super pedaging” komponen pakan merupakan komponen biaya yang terbesar, jadi dengan menekan biaya pengadaan pakan dapat mempermudah pemasaran dan meningkatkan keuntungan.
Sebagai informasi : Jenis pakan yang saya gunakan adalah pakan konsentrat buatan pabrik dengan kadar protein 21-23% pada fase starter dan 21-22% untuk fase grower.
Variabel-variabel yang dapat menyebabkan pembengkakkan biaya pakan adalah:
1.      
1. Jumlah pakan yang tidak dikonsumsi oleh ayam. Hal ini disebabkan oleh ayam yang membuat makanan jadi berserakan ke litter. Hal ini dapat diatasi dengan cara menggantung pakan dan air minum digantung sesuai dengan ketinggian ayam. Namun kasus di atas belum selesai begitu saja, khusus untuk pakan walaupun karena letak pakan sudah digantung mereka tetap mengaduk pakan dalam tempat tersebut sehingga membuatnya jadi berserakan kembali. Oleh karenanya walaupun sudah digantung tepat dibawah pakan tersebut diletakkan nampan yang lingkaran yang diameternya lebih besar dari tempat pakan. Sehingga ketika pakan itu berserakan karena paruhnya maka akan jatuh di nampan lingkaran tersebut dan bisa dikonsumsi lagi.

2 Pemberian pakan dalam jumlah yang banyak. Hal ini perlu Anda perhatikan karena pemberian pakan yang banyak belum tentu menghasilkan berat yang kita harapkan. Banyak belum tentu baik akan tetapi pakailah titik optimalnya kebutuhan pakan setiap minggunya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan beberapa sumber literature yang berbeda kebutuhan rata-rata per minggu yang bisa Anda jadikan pegangan adalah :

Umur
Kebutuhan pakan
Minggu I
7 g/ekor/hari
Minggu II
19 g/ekor/hari
Minggu III
34 g/ekor/hari
Minggu IV
47 g/ekor/hari
Minggu V
58 g/ekor/hari
Minggu VI
66 g/ekor/hari
Minggu VII
72 g/ekor/hari
Minggu VIII
74 g/ekor/hari
 
    Sebagai contoh pada minggu I jika Anda memelihara 100 ekor maka kebutuhan pakan minggu I adalah sebanyak 7g x 100 ekor x 7 hari = 4900g atau sebanyak 4.9kg. Jika Anda mampu maka timbang dan batasi saja kebutuhan pakan total setiap minggunya. Kemudian dibagi ke dalam tujuh tempat yang berbeda. Karena ini adalah kebutuhan rata-rata per minggu, tentunya hari pertama setiap minggu pasti kebutuhannya di bawah rata-rata kebutuhan mingguan dan hari terakhir setiap minggunya pasti lebih tinggi daripada nilai rata-rata mingguan. Sehingga dampaknya adalah aka nada makanan yang tersisa di awal minggu dan kurang di akhir minggu. Oleh karenanya jatah pakan yang tersisa diberikan untuk hari berikutnya. Dan pemberian pakan untuk setiap awal minggu tidak boleh lebih besar dari pada nilai rata-rata pemberian pakan setiap minggunya.
   
    Atau Anda dapat melakukan cara yang kedua yaitu setiap hari menimbang kebutuhan rata-rata per minggu, jika tersisa diberikan hari berikutnya ditambah jatah pakan rata-rata mingguan, demikian seterusnya hingga hari terakhir setiap minggu.

      Sekali lagi yang perlu saya tekankan adalah pemberianpakan yang banyak belum tentu menghasilkan produktivitas daging yang maksimal juga.

3. Harga pakan konsentrat yang naik. Kenaikan ini disebabkan oleh bahan dasar pembuatan konsentrat yang naik pula. Bahan dasar yang penting adalah jagung. Oleh karenanya mau tidak mau Anda harus menguasai pembuatan ransum untuk pakan alternative ayam Jawa super (joper) Anda. Akan tetapi jika Anda mempunyai keyakinan mampu memasarkan ayam dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan peternak ayam jawa super yang lain karena biaya pakan yang besar, sebaiknya Akan lebih efektif tetap menggunakan pakan konsentrat. Jika Anda ingin mempelajari pembuatan ransum ayam yang sesuai standar silahkan simak artikel yang sudah saya tulis pada posting yang berjudul “Membuat pakan alternatif untuk ayam Jawa Super yang tepat sesuai dengan fase pertumbuhan”

4.Pilihlah konsentrat yang sesuai pada setiap fase pertumbuhan ayam. Berdasarkan berbagai sumber kebutuhan protein akan menurun dengan semakin lama usia ayam jawa super. Oleh karena itu perhitungkan kadar kebutuhan protein dan energi metabolisme pakan konsentrat untuk memilih pakan konsentrat. Perlu Anda ketahui kebutuhan protein pada pakan fase starter adalah 15%-24% (dari berbagai sumber literatur, detail pada posting “Membuat pakan alternatif untuk ayam Jawa Super yang tepat sesuai dengan kebutuhan fase pertumbuhan”) pada energi metabolisme sebesar 2900-3200 kkal/kg sedangkan komponen makronutiren dan mikronutrien umumnya sudah cukup terkandung di dalam bahan makanan yang akan digunakan.

5 Bentuk pakan juga mempengaruhi pembengkakan biaya. Bentuk pakan yang saya maksud adalah bentuk butiran(kering) dan basah. Kejenuhan pada ayam jawa super dapat Anda amati ketika Anda memberikan jumlah pakan sesuai porsi yang saya sampaikan pada nomer 2 namun masih ada sisa dalam waktu 1x24 jam plus fenomena konsentrat berserakan di lantai dan tembolok ayam sedikit berisi. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada bobot ayam tidak sesuai dengan waktu yang diharapkan untuk panen. Ketika ayan jawa super Anda mengalami kejenuhan segera ubahlah bentuk konsentrat tersebut menjadi bentuk basah dengan menambahkan air secukupnya. Untuk perbandingannya silahkan disimak di artikel pada posting tentang Mengatasi ayam Jawa Super (joper) yang tidak suka makan.

6Perbandingan ideal luas kandang dengan jumlah populasi Ayam Jawa super. Hal ini perlu dipertimbangkan karena jika kandang terlalu luas jika dibandingkan dengan populasinya maka energi yang diperoleh dari pakan bisa saja digunakan untuk berlari-lari kesana-sini bukannya untuk pertumbuhan. Tetapi, jangan pula luas kandang terlalu kecil jika dibandingkan populasi ayam Jawa super, karena hal ini akan menyebabkan pergerakan ayam mendekati pakan akan berdesakan dan terhambat.

        Idealnya perbandingan populasi ayam dengan luas kandang adalah
• 1 m2  untuk 100 ekor DOC umur 0 hari s.d 2 minggu.
• 1 m2 untuk maksimal 15 ekor siap panen

7 Perbandingan jumlah populasi dengan tempat pakan dan minum harus ideal. Secara logika jika sebuah populasi ayam berjumlah seratus dan hanya ada dua tempat pakan dengan catatan misal masing-masing tempat pakan hanya maksimal 10 ekor ayam. Maka sudah dapat dipastikan akan ada kompetisi di dalam kandang. Dan hasil dari kompetisi itu adalah akan ada ayam yang kelaparan untuk sementara waktu dan energi yang besar dikeluarkan untuk berkompetisi. Hasil dari kondisi yang demikan adalah pada hari panen akan menyebabkan ukuran berat badan ayam yang tidak seragam, akan ada tiga grade, berat, sedang dan ringan sehingga akan dihasilkan penyimpangan berat badan ayam antara 1 kg s.d 0.8 kg.

       Demikianlah artikel yang berjudul Optimalisasi pakan ayam jawa super (Joper). Semoga bermanfaat untuk Anda. Salam Mandiri. Untuk posting selanjutnya saya akan menulis mengenai Kelebihan dan kekurangan vaksinasi oral dan vaksinasi suntik 




No comments:

Followers